Jakarta (ANTARA) – Jalan panjang pengejaran hacker Bjorka terus menjadi sorotan sejak pertama kali muncul pada 2020. Sosok misterius yang kerap membocorkan data penting ini selalu berhasil menghindari kejaran aparat.
Kini, publik kembali bertanya-tanya, benarkah penangkapan terbaru seorang pemuda di Sulawesi Utara menandai berakhirnya perburuan panjang tersebut? Simak ulasannya berikut ini, berdasarkan informasi yang telah dihimpun dari berbagai sumber.
Polisi menangkap hacker Bjorka?
Seorang pria berinisial WFT yang berusia 22 tahun ditangkap polisi di Minahasa, Sulawesi Utara, setelah mengaku sebagai peretas dengan identitas ‘Bjorka’. Penangkapan ini bermula dari laporan salah satu bank terkait dugaan kebocoran data nasabah.
Kasubdit IV Siber Polda Metro Jaya, AKBP Herman Edco Wijaya Simbolon, menyampaikan bahwa laporan itu masuk pada 5 Februari 2025. Dalam laporan disebutkan, akun X bernama @bjorkanesiaaa mengklaim telah membobol data 4,9 juta nasabah.
“Akun X yang mengatasnamakan @bjorkanesiaaa memposting tampilan layer aplikasi bank milik nasabah. Akun tersebut juga mengirimkan pesan ke akun resmi X salah satu Bank yang mengklaim sudah melakukan hack kepada 4,9 juta akun database nasabah bank,” ujar Herman Edco kepada wartawan, Jumat (3/10).
Menurut Herman, WFT berencana melakukan pemerasan terhadap pihak bank. Berangkat dari laporan tersebut, aparat kepolisian kemudian bergerak dan menangkap yang bersangkutan di rumahnya di Desa Totolan, Kecamatan Kakas Barat, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, pada Selasa (23/6).
“Niat daripada pelaku adalah sebenarnya untuk melakukan pemerasan terhadap bank swasta tersebut, maka kami tim Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya melakukan penyelidikan dan juga melakukan pengungkapan terhadap pelaku WFT,”” ujarnya.
Meski begitu, Herman menegaskan bahwa aksi pemerasan itu belum sempat dilakukan. Dalam proses penangkapan, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti yang diduga digunakan oleh tersangka, mulai dari komputer, ponsel, hingga akun pribadinya.
“Menemukan barang bukti digital dari komputer dan handphone yang digunakan, berbagai macam tampilan akun nasabah salah satu bank swasta yang digunakan oleh pelaku dan memposting dengan niat untuk melakukan pemerasan,” tuturnya.
Baca juga: Siapa sebenarnya sosok Bjorka? Fakta di balik penangkapan inisial WFT
Pelaku sempat beberapa kali ganti nama akun
Dari hasil pemeriksaan, polisi menemukan fakta baru terkait WFT yang mengaku sebagai ‘Bjorka’. Ternyata, pelaku sudah aktif menjelajahi dark web sejak tahun 2020.
“Pelaku kita ini bermain di dark web tersebut, di mana di dark web tersebut yang bersangkutan sudah mulai mengeksplor sejak tahun 2020,” kata Wakil Direktur Siber Direktorat Siber Polda Metro Jaya AKBP Fian Yunus kepada wartawan, Kamis (2/10).
Fian menuturkan, WFT beberapa kali mengganti identitas akun yang digunakannya, mulai dari Bjorka, kemudian SkyWave, ShinyHunter, hingga terakhir Opposite6890 pada Agustus 2025. Langkah itu dilakukan untuk menghindari kejaran aparat.
“Jadi tujuan pelaku melakukan perubahan nama ini adalah untuk menyamarkan dirinya, untuk menyamarkan dirinya dengan membuat menggunakan berbagai macam, tentunya e-mail atau nomor telepon atau apa pun itu sehingga yang bersangkutan sangat susah untuk dilacak oleh aparat penegak hukum,” jelasnya.
Apakah pelaku WFT adalah Bjorka yang selama ini dicari?
Meski penangkapan terhadap pemilik akun Bjorka sudah dilakukan, polisi belum bisa memastikan apakah WFT merupakan sosok yang selama ini menjadi buruan sejak 2020.
Sosok Bjorka sendiri pertama kali muncul ketika menjual data pelanggan Tokopedia di forum Breached.to pada April 2020, yang berisi informasi seperti user ID, password hash, e-mail, hingga nomor telepon. Serangkaian aksi peretasan yang semakin marak kemudian terjadi pada tahun 2022.
Baca juga: Terpopuler, hacker Bjorka ditangkap hingga jadwal MotoGP Indonesia
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.